TATKALA ANAK MUDA \'NGEMPET\' MENIKAH
01/08/2009 04:44TATKALA ANAK MUDA \'NGEMPET\' MENIKAH
^^^SEKS adalah kebutuhan setiap manusia. Namun jika penyalurannya tidak tepat, bisa berubah menjadi malapetaka. Berbagai penyakit menular seksual (PMS) bisa menghinggapi para pelaku seks yang tidak bertanggung jawab.
Tidak hanya itu, calon bayi tak berdosa juga menjadi korban ketika orang tuanya memutuskan untuk melakukan aborsi, karena kehamilan yang tak diinginkan. Kurangnya pengetahuan seputar kesehatan reproduksi (kespro) adalah salah satu penyebab mengapa hal itu sampai terjadi.
Mahasiswa yang notabene adalah kaum well informed/educated juga tidak semuanya memiliki pengetahuan yang memadai tentang hal itu. Lokasi kampus dan kos-kosan yang sepi karena berada di pinggir kota, ternyata menjadi salah satu pemicu maraknya seks bebas.
Hal itu diungkapkan psikolog Undip, Hastaning Sakti, di sela-sela seminar Upaya Peningkatan Kesehatan Seksual di Kalangan Mahasiswa di Semarang, Surabaya, dan Jakarta di Gedung Antonius Unika Soegijapranata belum lama ini.
''Bukanlah hal yang mudah menahan keinginan untuk berhubungan intim bagi yang sudah pernah melakukannya. Menurut saya, mahasiswa lebih kawin muda daripada 'ngempetisme' gagal.''
Tahu kespro:
Acara itu diprakarsai Jaringan Epidemi Nasional (JEN) dan Ford Foundation (FF), dihadiri 50 peserta utusan mahasiswa, antara lain dari Universitas Katolik, Universitas Diponegoro, Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, Universitas Negeri Semarang.
Pada seminar itu, para mahasiswa dari setiap perguruan tinggi memaparkan hasil angket dan kegiatan sosialisasi seputar kespro di kampus masing-masing.
Ada yang menggelar layanan konseling seks, talk show seks, dan sebagainya.
Menurut Hastaning, semua orang harus memiliki pengetahuan kespro.
Sedangkan alasan dia memberi perhatian lebih pada mahasiswa/pelajar untuk menjaga kespro, karena efek psiko sosial yang akan menimpa mereka jauh lebih besar. Misalnya dibandingkan anak jalanan atau PSK jika yang bersangkutan terjangkit PMS atau hamil di luar nikah.
Ketua Layanan Konseling Unika, Lita Widyohastuti me nuturkan, kegiatan itu merupakan tindak lanjut kegiatan participatory rapid appraisal (PRA) para mahasiswa di kampus masing-masing.
''Meski mungkin mahasiswa sudah mendapatkan pengetahuan seks dari luar, pihak kampus tetap bertanggung jawab dan akan mendampingi mereka untuk memberikan penyadaran akan kespro.''
———
Back