MASYARAKAT MODERN DAN KEMUNCULAN GANGGUAN-GANGGUAN PSIKIS

25/03/2010 12:13

MASYARAKAT MODERN DAN KEMUNCULAN GANGGUAN-GANGGUAN PSIKIS

Banyak gangguan psikis muncul, karna anak sejak usia dini sudah mendapatkan perlakuan yang tidak pantas dalam keluarganya. Pada hakikatnya, bukan maksud orang tua untuk dengan sengaja menyajikan lingkungan buruk itu. Namun kondisi ekonomis, kultural atau social lain memaksa rumah tangga menjadi berantakan, para angota keluarga bercerai-berai dan menjadi asusila, misalanya pola kriminal dari salah seorang anggota keluarga secara langsung atau tidak langsung mencetak pola yang sama pada anak-anak, teman sebaya (anak remaja) dengan tingkah laku brandalan, dan perilaku tetangga yang kurang bertanggung jawab, semua itu memberi banyak iritasi pada pribadi anak, yang pasti akan mengganggu perkembangan jiwanya.

Gangguan-gangguan psikis itu hampir-hampir tidak pernah muncul disebabkan oleh satu factor saja, akan tetapi selalu disebabkan oleh satu rentetan kompleks factor penyebab, yaitu:

1. Factor organis atau somatis; misalnya terdapat kerusakan pada otak dan proses dementia

2. Factor psikis dan struktur kepribadian; misalnya reaksi-neurotis dan reaksi-psikotis pribadi yang terbelah dan pribadi psikopatis. Kecemasan, kesedihan, sakit hati, depresi dan rendah diri bisa menyebabkan orang sakit secara psikis; mengakibatkan ketidakimbangan mental dan desintegrasi kepribadiannya.

3. Factor lingkungan atau social, factor pergaulan, dan masyarakat yang luas. Usaha pembangunan, modernisasi, arus urbanisasi, mekanisasi dan industrialisasi menyebabkan masyarakat modern menjadi sangat kompleks. Sehinnga usaha penyesuaian diri terhadap perubahan-perubahan social yang serba cepat dan arus modernisasi menjadi sangat sulit. Karna hal itulah, banyak orang mengalami ketakutan, kecemasan, kebingungan, frustasi, konflik batin dan konflik terbuka dengan orang lain.

Kehidupan kota dengan pola berpacu, serta berlomba-lomba memperagakan kekuasaan dan kekayaan menyebabkan banyak rasa cemburu, iri hati, ketakutan, kecemasan dan ketegangan batin pada penduduknya, yang menjadi lahan subur bagi timbulnya berbagai penyakit mental.

Masyarakat modern yang selalu memburu keuntungan komersial dan sangat individualistis itu selalu penuh persaingan, rivalitas dan kompetisi, sehingga banyak mengandung unsur-unsur eksplosif. Akibatnya banyak penduduk yang menderita ketegangan urat saraf dan tekanan batin, khususnya kalau tidak bisa memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup dan keinginannya, yang sewaktu-waktu bisa meledak menjadi gangguan psikis (depresi, frustasi dan gangguan jiwa).

kebudayaan modern, yang serba berpacu itu merefleksikan bentuk “kebudayaan eksplosif, yaitu satu high tension cultural (kebudayaan bertegangan tinggi)” yang sangat melelahkan jiwa-raga penduduknya dan menstimulir banyak gangguan psikis.

Pengaruh media massa seperti Koran, film, majalah, TV, dan iklan yang semuanya merangsang, maka kebudayaan modern ini menuntut adanya standar hidup tinggi dan kemewahan material. Jika keinginan dan usaha mendapatkan kemewahan, kedudukan social dan kekuasaan tidak tercapai, maka timbullah rasa malu, takut, bingung, cemas dan rendah diri. Semua ini menjurus pada frustasi, kekecewaan, dan gangguan batin.

Contoh dari kehidupan masyarakat modern, yaitu :

Orang miskin menjadi bingung dan cemas terus menerus dalam usahanya mencukupi kebutuhan sehari-hari, sedangkan orang yang kaya-raya juga selalu cemas dan khawatir terus menerus, kalau-kalau kehilangan harta kekayaan dan jabatannya.

#. Cara Mengatasi Stres dan Mencapai Jiwa Sehat :

1. Pelihara kesehatan kita, sebab kesehatan yang buruk merupakan stresor. Sakit dan keletihan menyebabkan kita tidak mampu berpikir dengan baik. Oleh karena itu, makanlah dengan gizi seimbang, olah raga teratur, istirahat yang cukup, dan pola hidup sehat. Belajar hidup tertib, teratur, tetapkan tujuan hidup yang dapat kita jangkau, dan berusahalah mencapainya.

2. Setiap orang memiliki kekurangan dan kelemahan, terimalah diri dan lingkungan kita apa adanya, apabila hal itu tidak dapat diubah. Jauhkan pikiran dan perasaan yang tidak baik tentang orang atau situasi, hindari menyalahkan orang lain atau situasi, kemudian cari penyebab pikiran kita yang negatif tersebut dan upayakan mengatasinya.

3. Bila mengalami stres, lakukanlah pekerjaan yang disukai. Selain itu, jangan lupa mengurangi ketegangan dengan latihan relaksasi untuk mengendorkan otot dan membuat tenang.

4. Belajar dari pengalaman untuk menyelesaikan masalah. Selain itu, kita memerlukan sahabat untuk mengobrol dan tertawa bersama, atau bahkan akan menolong kita saat diperlukan.

5. Tingkatkan iman dan takwa dengan cara mengikuti kegiatan keagamaan, ibadah bersama, dan selalu mengingat Tuhan dalam menjalani kehidupan.

Sumber :
Kartono, Kartini. 1986. “Patologi Social 3 : gangguan-gangguan kejiwaan”. Jakarta : Rajawali.

Back

Search site

Gilar Remaja Banjarnegara© 2009 All rights reserved.